Memangbisa dijadikan contoh guru yang satu ini. Tidak sekedar mengejar materi tapi sampai memikirkan akan keberkahan dalam ilmu tersebut. Jika ilmu tidak disamapaikan maka kita akan berdosa, jika ilmu yang kita miliki kita bagi maka kita akan mendapatkan pahala dan gantinya langsung dari yang kuasa berupa keberkahan Dunia dan Akherat.
Merekamereka yang kuliah di SPG (Sekolah Pendidikan Guru) atau IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) dianggap mahasiswa kelas dua, juga lantaran biaya kuliahnya yang termurah dibanding jurusan lain. Penulis meyakini ini adalah faktor keberkahan dari pekerjaan guru. Dan keberkahan itu didapat tidak secara cuma-cuma, melainkan harus
Didunia pesantren (islamic boarding school) ada satu istilah yang sering kita dengar yaitu " keberkahan ".Kata "berkah" berasal dari bahasa Arab "barakah" yang maknanya menurut Imam al-Ghazālī, ziyādah al-khair yakni bertambahnya nilai kebaikan. Ilmu yang berkah adalah ilmu yang memberikan nilai kemanfaatan dan kebaikan di dalamnya.
cash. – Al ilmu bi ta’allum wal barakah bil khidmah. Ilmu diperoleh dengan belajar, keberkahan ilmu diperoleh dengan khidmah. Inilah salah satu slogan para santri dan asatidz di pesantren-pesantren. Slogan ini bukan sekedar slogan. Ia memiliki makna yang berusaha diwujudkan dalam proses pendidikan di pondok pesantren. Bagian pertama tentu tidak asing di telinga umumnya anak-anak Indonesia. Mendapatkan ilmu memang harus dengan belajar. Tidak ada jalan lain misalnya dengan datang ke dukun meminta mantra-mantra tertentu untuk pintar, mandi kembang tujuh rupa, bertapa di kaki gunung, pakai contekan saat ujian, dan seterusnya. Semua itu mungkin membantu saat ujian, tetapi tidak menambah ilmu. Tidak ada cara lain mendapatkan ilmu kecuali dengan belajar. Ini bagian pertama. Namun, jarang ada yang meyakini atau berusaha mengamalkan bagian kedua. Untuk memperoleh keberkahan ilmu harus dengan khidmah. Bagian ini berisi dua kata kunci, yaitu berkah dan khidmah. Agar ilmu yang telah dipelajari berberkah, maka seorang penuntut ilmu harus berkhidmah. Apa yang dimaksud berkah? Apa pula maksud khidmah? Secara sederhana keberkahan ilmu atau ilmu yang berberkah dapat diartikan sebagai ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang telah dipelajari dengan susah-payah memberi manfaat baik bagi diri sendiri dan orang lain. Ilmu itu membawa manusia mendekat kepada Allah, bukan malah menjauh. Jika suatu ilmu menjauhkan manusia dari Allah, itu ciri ilmu itu tidak bermanfaat, walaupun ilmu itu misalnya, membawa kekayaan dan mengantarkan pelakunya kepada puncak popularitas. Keberkahan ilmu ini kurang lebih sama dengan keberkahan harta. Harta yang berberkah adalah harta yang mendekatkan pemiliknya kepada Allah, bukan malah membuatnya semakin jauh dari Allah. Walaupun banyak, jika hanya menjadi sarana maksiat, menambah dosa, maka harta dapat disebut tidak berkah. Begitu pula ilmu. Khidmah adalah satu satu cara meraih keberkahan ilmu. Khidmah dapat diterjemahkan dengan pengabdian. Jadi seorang penuntut ilmu adalah orang yang mengabdi, baik kepada gurunya, lembaga pendidikannya, atau kepada masyarakat pada umumnya. Tujuan utama dari khidmah adalah untuk menciptakan hubungan batin yang kuat antara murid dengan guru dan mendapatkan keridhaan guru. Jika guru sudah ridha kepada murid, itu alamat sang murid akan berhasil. Keridhaan guru merupakan keberhasilan pertama murid. Khidmah ada tiga macam. Khidmah pertama adalah khidmah bi nafs, yaitu khidmah dengan fisik atau tenaga. Khidmah ini bisa dilakukan dengan hal-hal kecil seperti merapikan sandal guru agar guru mudah memakai sandalnya kembali, mencuci kendaraan guru, atau membantu pekerjaan rumah guru. Para santri di pesantren-pesantren salafiyyah dapat menjadi contoh dalam khidmah jenis ini. Ada kisah menarik pada zaman kekhalifahan Harun ar-Rasyid. Dikisahkan dua putra khalifah menuntut ilmu ke Imam Al Kisa’i, seorang Ulama pakar bahasa Arab dan Al Quran. Imam Al Kisa’i menguasai Qiraah Sab’ah. Demikian tingginya adab dan khidmah kedua putra khalifah, mereka sampai berebut memakaikan sandal gurunya, Imam Al Kisa’i. Sekali lagi, berebut memakaikan sandal! Melihat tingkah kedua muridnya itu, sang Imam terkagum-kagum. Sang Imam lantas memerintahkan masing-masing memasang satu sandal. Khidmah kedua adalah khidmah bil maal, yaitu khidmah dengan harta. Khidmah dengan harta mungkin belum dapat dilakukan oleh murid sebab belum berpenghasilan. Khidmah dengan harta ini dapat dilakukan kelak jika murid memiliki penghasilan sendiri. Berkhidmah dengan harta misalnya dengan menyumbangkan harta untuk pembangunan pesantren. Khidmah ketiga adalah khidmah bi du’a, yaitu khidmah dengan cara mendoakan guru. Ya, mendoakan guru juga bagian dari khidmah. Dalam kitab Al-Bayan fi Madzhabi al-Imam asy-Syafii karya Abi al-Husain Yahya Ibn Abi al-Khair Al-Yamani Al-Syafi disebutkan perkataan Imam Ahmad bin Hanbal, murid Imam Syafi’i. Imam Ahmad berkata, “Aku mendoakan Imam asy-Syafi’i dalam shalat selama empat puluh tahun. Aku berdoa, “Ya Allah ampunilah aku, kedua orang tuaku dan Muhammad bin Idris asy-Syafi’i”. Semoga Allah memudahkan kita berkhidmah kepada guru-guru kita. Allhumma amin. Oleh Wahyudi Husain Editor Oki Aryono *Pengajar di Pondok Pesantren At-Taqwa, Depok
loading...ilustrasi. Foto istimewa Keberkahan ilmu yang diperoleh diketahui dari peningkatan amal shaleh pada diri seorang muslim. Jika sudah dapat ilmu tapi tidak berbekas pada diri kita, bisa jadi, itu adalah tanda kita tidak mendapat keberkahan ilmu. Misalnya, bertahun-tahun belajar serta mendatangi majelis ilmu majlis ta'lim, tetapi masih banyak keburukan pada diri, berarti itu tidak ada keberkahan. Baca juga Cara Mendapatkan Hidayah dan Cahaya Allah Ta'ala Lantas, bagaimanakah cara untuk mengetahui bahwa ilmu itu sudah diberkahi oleh Allah Ta'ala dan bermanfaat bagi diri sendiri? Menurut pengasuh kajian As-Sunnah di Jakarta, Ustadz Najmi Umar Bakkar, menukil dari kalam ulama, ciri-ciri orang yang mendapat keberkahan ilmu, antara lain 1. Ia terlihat semakin tulus ikhlas dalam beribadah kepada Allah, dan semakin sesuai dengan syariat & sunnah Nabi ﷺ dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu, mendakwahkan dan mempertahankan al-Barbahari Rahimahullah berkata "Dan ketahuilah semoga Allah merahmatimu, bahwasanya keberkahan ilmu itu bukanlah dengan banyaknya hafalan riwayat serta kitab2. Hanyalah dikatakan seorang yang 'alim itu adalah siapa yang telah mengikuti mengamalkan ilmu dan sunnah2, sekalipun sedikit ilmu dan kitab2nya. Dan barangsiapa menyelisihi al-Quran dan as-Sunnah, maka dia adalah pelaku bid'ah, sekalipun banyak ilmu dan kitab2nya" Kitab Syarhus Sunnah. Baca Juga 2. Ilmu itu semakin menumbuhkan rasa takutnya seseorang kepada Allah Ta' النَّاسِ وَالدَّوَآبِّ وَالۡاَنۡعَامِ مُخۡتَلِفٌ اَ لۡوَانُهٗ كَذٰلِكَ ؕ اِنَّمَا يَخۡشَى اللّٰهَ مِنۡ عِبَادِهِ الۡعُلَمٰٓؤُا ؕ اِنَّ اللّٰهَ عَزِيۡزٌ غَفُوۡرٌ"........Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama ahli ilmu" QS. Fathir 28Siapa yang takut kepada Allah, maka dialah alim, yaitu seorang yang berilmu. Dan siapa yang bermaksiat kepada Allah, maka dialah jahil orang yang jauh dari ilmu.3. Ilmu tersebut mendorong seseorang untuk semakin semangat dalam melakukan ketaatan dan semakin semangat menjauhi berbagai kemaksiatan . Baca Juga 4. Ilmu itu akan mengantarkan seseorang pada sifat qana’ah selalu merasa cukup dan zuhud pada Ahmad bin Hambal Rahimahullah berkata "Zuhud itu terbagi tiga 1. meninggalkan yang haram, maka itu ialah zuhudnya orang yg awam. 2. tidak berlebihan dari sesuatu yang halal, & itu zuhudnya dari orang yang khusus. 3. meninggalkan setiap hal yang menyibukkan serta menjauhkan dari Allah, maka itu zuhudnya al-arifin yaitu orang yang berma'rifat kepada Allah" kitab Mawaa'izh Imam Ahmad.5. Ilmu tersebut akan menjadikan pada diri seseorang semakin tawadhu’ rendah hati. Menjadikan hati tunduk dan khusyuk kepada Allah Ta'ala, merasa hina di hadapan-Nya dan semakin mudah untuk menerima kebenaran dari siapa bin Dinar berkata "Sesungguhnya jika engkau menuntut ilmu dengan tujuan untuk diamalkan, maka ilmu itu akan membuatmu tawadhu. Jika engkau menuntut ilmu bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanyalah akan membuatmu semakin berbangga diri sombong" Kitab Az-Zuhd oleh Imam Ahmad. Baca Juga Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah berkata "Dan di antara tanda bahwa amal ibadah kita diterima adalah kita akan merendahkan, mengkerdilkan dan menganggapnya kecil di hati kita" Buku Madarijus Saalikiin.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh..Bismillahi wal hamdu lillah , Wassholatu wassalamu ala Rasulilllah waala alihi waman walahSegala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam yang senantiasa mencurahkan rahmat kepada ummat manusia. Sebagai seorang muslim mencari ilmu adalah wajib hukumnya , banyak sekali hadist-hadist Nabi maupun ayat -ayat Al Qur'an yang menjelaskan tentang keutamaan mencari ilmu diantaranya adalah hadist " Man Arodad dunya fa'alaihi bil 'ilmi waman arodal akhirata fa'alaihi bil 'ilmi waman arodahuma fa'alaihi bil 'ilmi " yang artinya Barangsiapa yang ingin sukses didunia maka ia harus mengetahui ilmunya , barangsiapa ingin sukses di Akhirat maka ia harus mengetahui ilmunya dan barangsiapa ingin sukses di keduanya maka ia juga harus mengetahui ilmuanya. Jadi jelas sekali bahwa ilmu adalah kunci bagi siapapun yang ingin meraih kesuksesan tanpa ilmu tentu kesuksesan yang diimpikan hanya menjadi sebuah angan-angan yang tidak dapat terwujud dan untuk memiliki ilmu maupun keahlian tertentu maka seseorang harus hadist yang lain Nabi Muhammad SAW bersabda " Tholabul ilmi Faridhatun ala kulli muslimin Wamuslimatin " yang artinya menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan HR .MuslimNamun tidak wajib menguasai semua ilmu sebab aktifitas manusia yang padat serta waktu yang terbatas tentu tidak memungkinkan untuk mempelajari semua ilmu pengetahuan oleh karena itu Syekih Al Zarnuji dalam kitabnya Ta'limul Mutaallim menjelaskan bahwa yang diwajibkan menurut agama islam adalah mempelajari ilmu Hal .Ilmu Hal adalah ilmu yang berkaitan dengan sesuatu yang sedang dilakukan oleh seseorang,misalnya seorang pedagang maka ia harus mengetahui cara berdagang yang sesuai dengan tuntunan syariat islam,jika ia petani maka ia harus mengetahui cara bertani yang sesuai dengan syariat islam , jika ia seorang pelaku usaha maka ia harus mengetahui cara-cara melakukan usaha yang sesuai dengan syariat islam sehingga terhindar dari perbuatan dosa saat menjalankan pekerjaanya seperti menipu,mengurangi timbangan dan lain dalam kitab tersebut juga dijelaskan ikhtiyar-ikhtiyar seseorang yang sedang mencari ilmu agar kelak mendapatkan ilmu yang bermanfaat diantaranya adalah hormat dan patuh kepada guru serta bersikap tawadhuk. Di dalam dunia pesantren sudah lazim berlaku bahwa murid harus menghormati dan mematuhi guru banyak kisah-kisah yang menceritakan seorang santri murid yang saat belajar di Pondok Pesantren terlihat biasa-biasa saja dan tidak menonjol dalam prestasi namun sepulang dari Pondok Pesantren ia menjadi Kyai yang sukses namun sebaliknya tidak sedikit santri yang saat belajar di Pondok Pesantren terlihat pandai namun ia sombong dan sering melanggar peraturan Pondok dan tidak menghormati gurunya akhirnya ia hidup sebagai orang biasa . Menghormati guru adalah sumber berkahnya ilmu ternyata tidak hanya berlaku didunia Pesantren namun dalam dunia Pendidikan modern pun kisah ada sesorang Mahasiswa di sebuah Perguruan Tinggi ,ia terkenal seorang yang sangat pandai dan cerdas hampir setiap mata kuiah yang akan disampaikan oleh dosen sudah ia kuasai namun sayangnya ia bersikap sombong terjadap teman - teman bahkan terhadap dosen. Ia sering dengan sengaja mempersiapkan pertanyaan yang sangat sulit namun ia dapat menjawabnya .ia ajukan pertanyaan tersebut didalam kelas kepada dosennya dengan tujuan mempermalukan dosennya tersebut dihadapan mahasiswa yang lain karena tidak bisa menjawab pertanyaan yang ia ajukan .Hal itu dilakukan berkali-kali dengan penuh sudah banyak yang mengingatkannya agar tidak berbuat demikian akan tetapi ia tetap dengan cerita beberapa puluh tahun kemudian teman - teman kuliahnya dan sudah menjadi orang-orang yang sukses berjumpa kembali dengannya dengan kondisi hidup kekurangan, pekerjaan tak pasti bahkan lebih banyak kasihan maka mereka memberikan bantuan selain itu juga memberikan nasehat agar ia mencari dosen yang dulu sering ia permalukan saat masih kuliah karena barangkali kesulitan hidupnya disebabkan karena gurunya masih sakit hati sering pu menuruti nasehat teman-temannya itu sehingga beberapa waktu kemudian ia bertemu dengan dosen yang dulu sering ia permalukan didepan para mahasiswa,ia pun menangis meminta maaf sehinggu Gurunya pun akhirnya ikhlas memberikan maaf dan mendoakan kebaikkan untuknya. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
keberkahan ilmu dari guru